REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Ulama dan akademisi Al-Azhar melarang
peredaran mushaf Alquran buatan Cina di Mesir, karena terdapat kesalahan
dalam pencetakan kalam Ilahi tersebut.
Untuk diketahui, Al-Azhar
dan para ulamanya telah memposisikan diri sebagai pengawas pencetakan
Alquran di Mesir dan sejumlah negara Islam lainnya. Pun demikian,
negara-negara Arab dan negara Islam lainnya menjadikan Al-Azhar sebagai
referensi dalam pencetakan mushaf Alqur'an.
Paling tidak, mereka
akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan para ulama Al-Azhar sebelum
mencetak Alquran. Oleh sebab itu, Al-Azhar bersikap tegas dalam soal
yang dianggap sensitif di dunia Islam tersebut. Mereka tidak menoleransi
kesalahan sekecil apa pun.
Dewasa ini, pencetakan Alquran
memasuki era baru. Pencetakan Alquran bukan lagi monopoli negara-negara
Islam. Bahkan, Cina—yang notabene negara Komunis—juga terjun dalam
bisnis pencetakan Alquran komersial.
Menurut Direktur Penyusunan
dan Terjemahan Al-Azhar, Dia'uddin Muhammad, produksi Cina yang murni
komersial itu samasekali mengabaikan kesucian Alqur'an. "Terdapat banyak
kesalahan cetak dalam mushaf buatan Cina. Inilah yang mendorong
Al-Azhar melarang peredarannya di Mesir," ujarnya, sebagaimana dilansir
Al-Sharq Al-Awsat, Ahad (16/10).
Ia menambahkan, keputusan
melarang peredaran mushaf 'made in' Cina ini muncul karena kertas yang
digunakan berkualitas tinggi, sementara harganya sangat murah.
"Akhirnya, para importir nakal beramai-ramai mengimpor mushaf tersebut
demi meraup untung tanpa memerhatikan kesalahan cetaknya. Padahal
kesalahan-kesalahan tersebut tidak bisa ditolerir," tegasnya.
Dia'uddin
juga meminta negara-negara Islam untuk bersama-sama menuntut Cina
menghentikan produksi mushaf tersebut. Selama ini, kata dia, Cina tak
pernah berkonsultasi dengan Al-Azhar dalam hal pencetakan mushaf
Alquran. "Mereka hanya peduli dengan keuntungan bisnis, tak peduli
dengan pelanggaran ajaran-ajaran agama," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar